Hampir
sebagian besar buku pengembangan diri mendoktrinkan sebuah perubahan
selalu berasal dari karakter. Dan perubahan karakter sendiri terjadi
ketika terjadi perubahan kebiasaan. Terakhir, perubahan kebiasaan pun
selalu terjadi karena perubahan pikiran yang diasah terus-menerus. Yang
cukup mengherankan adalah beberapa buku pengembangan diri tersebut
memberhentikan pembahasannya sampai tahap pikiran, dan tidak
melanjutkannya sampai level yang terkecil lagi. Untunglah beberapa pakar
seperti D. Coyle, Tony Buzan, N. Bontis dan C. W. Choo, dan beberapa
pakar lainnya, telah menjelaskan bagian terkecil lagi dari hanya sebuah
kata ‘pikiran’ saja.
Rhenald Kasali yang telah menggebrak dunia manajemen perubahan lewat bukunya yang berjudul Recode Your Change DNA
beberapa tahun silam, kini kembali menggebrak dunia manajemen
perubahan, lewat memadukan pemikiran pakar pikiran dunia tadi dalam
sebuah buku andalan terbarunya yang berjudul Myelin: Mobilisasi Intangible Menjadi Kekuatan Perubahan. Buku barunya ini akan membahas pentingnya peran myelin di balik proses terbentuknya intangible (aset
kasat mata). Didalamnya, Anda akan menemukan nama seperti Susan Boyle,
Richard Branson, Purnomo Prawiro, Roberta Guaspari, yang dicontohkan
oleh penulis sebagai seseorang yang memiliki intangible yang
kuat. Tidak selesai sampai disitu, penulis menambahkan lagi nama
perusahaan seperti WIKA, Blue Bird, Toyota, Adira, Dexa, ISS, Bank
Maniri, Merck, dan perusahaan besar lainnya yang bergiat dengan Intangible nya.
Kini, yang jadi pertanyaan adalah apakah
myelin itu. Rhenald Kasali mengutip pernyataan D. Coyle untuk menjawab
pertanyaan tadi. Myelin adalah sebuah untaian yang membungkus jaringan
syaraf manusia. Myelin berfungsi sebagai insulasi yang membungkus
jaringan syaraf manusia. Semakin intens seseorang terlibat dalam
tindakan atau latihan, semakin tebal myelin-nya, semakin hebat
ia bekerja. Makanya tidak salah jika pembentukan dan penebalan myelin
ada di balik kesuksesan artis besar, pelukis terkemuka, akademisi
terpandang, keterampilan karyawan, bahasa tubuh para pemimpin besar, action oriented para entrepreneur sukses, dan terobosan-terobosan yang dilakukan perusahaan inovatif yang disegani masyarakat.
Lebih lanjut lagi, penulis membedakan dua istilah tentang dunia memory yang kerap salah kaprah saat ini. Kadangkala kita sering memberikan kursi raja pada suatu memori saja yang bernama brain memory. Brain memory adalah
sebuah sistem dan pengatur informasi yang sangat vital dalam kehidupan
manusia. Namun temuan-temuan terbaru dalam ilmu biologi menunjukan ada
memori lain yang tidak kalah penting, yaitu muscle memory yang terletak di seluruh jaringan otot kita.
Brain memory terbentuk karena pengetahuan, dan muscle memory (yang selanjutnya disebut pula dengan myelin) terbentuk karena latihan. Manusia yang mengasah brain memory-nya saja akan menjadi manusia formula, dan manusia yang mengasah muscle memory-nya
saja akan bergerak secara reflektif otomatis. Gabungan antara keduanya
akan memunculkan sebuah daya saing yang berlimpah dalam bentuk
nilai-nilai yang intangible, serta perubahan tangible dahsyat yang akan berbeda dibandingkan dengan orientasi-orientasi sebelumnya.
Beberapa bab didalamnya, akan disuguhkan
berbagai macam riset, pengalaman, pengetahuan, dan perjalanan yang
berkaitan dengan pembahasan peran myelin sebagai mobilisator perubahan. Kurang lebih potret yang akan terbahas adalah Culture of Dicipline, Intrapreneuring, Knowledge Dicipline, Value Creation Dicipline, dan Disiplin Ekspansi. Semuanya dikemas apik oleh Rhenald Kasali.
Terakhir, buku ini ditutup dengan evaluasi pembelajaran-pembelajaran yang bisa diambil untuk memupuk intangible serta peran myelin
dalam membangun kembali keunggulan dunia usaha Indonesia dan melakukan
perubahan. Sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah pernyataan
Abraham Lincoln yang semoga mampu mengobarkan semangat Anda untuk
memupuk intangible dan mengakumulasi myelin. Selamat berjuang.
“I do the very best I know how –the very bes I can;
And I mean to keep on doing so until the end.”
–Abraham Lincoln–
Tidak ada komentar:
Posting Komentar